Jam Lan Kalender

Rabu, 25 Juni 2014

hilangnya kesadaran

Astagfirullahaladzim ya Allah ya Tuhan kami...ampunilah dosa dosa kedua orangtua kami ..dan saudara saudara kami yang belum mampu mendidik kami tuk menutup Aurat..sedangkan menutup aurat tuh wajib...Jangan hukum kami bila kami lalai....berilah kami hidayahMu ya Robbi ...Sadarkanlah hati kami..

ANTARA MEMINTA-MINTA DAN PENOLAKAN

Mibinibinu Bheen Yahya 10 jam · UNTUK KITA RENUNGKAN ANTARA MEMINTA-MINTA DAN PENOLAKAN Jika saja seseorang yang meminta-minta mengetahui KEHINAAN yang terdapat pada mengemis, maka tidak akan ada orang yang meminta-minta dari orang lain. Dan jika saja seseorang mengetahui tentang kehinaan yang terdapat dalam penolakan, niscaya tidak akan ada seseorang yang menolak permintaan orang lain. Itu saja dulu...ekhemmm.

Selasa, 24 Juni 2014

Nadom ABAH UMAR BIN ISMAIL AL YAHYA PANGURAGAN

arep.... pa.....da mlayu mlayu ning endi ngalor........ ngiiiiiidul ngetan ngulon pan mlayu mendi....yen oraaaa gagian gandul ning syeh hadi....## syahadat.... iku ilmune da....di manfaat nyelametkaken ing badan dunya akhirat...## sapa..... wonge pengen sugih dunya akhirat awan ....kerja bengi munajat aja keliwat ## ###################Eling Allah kangkumantil demen Rosul ayuk ngintil################

Senin, 23 Juni 2014

Welcome Ramadhan

Alhamdulillah 1 kan hati menuju keMenangan melawan hawa nafsu.....welcome ya Ramadhan..bulan penuh berkah dan pahala serta ampunan

Ngerinya hidup

hidup tapi ga sholat 5 waktu dan sunnah serta ibadah-ibadah lainnya##bagaikan mayat hidup.......ngerinya....Astagfirullahaladzim

bhineka tunggal Ika

Marilah rakyat an pemuda Nusantara ber1 jangan mau dikubu-kubu ...

Minggu, 22 Juni 2014

7 LANGKAH PESIAPAN MENIKAH

Setia Furqon Kholid 7 LANGKAH PESIAPAN MENIKAH 1. Luruskan niat, Jangan sampai perubahan diri menjadi lebih baik karena si dia. Nanti pahalanya bisa nggak dapet dari Allah. belum lagi kalau si dia pergi meninggalkanmu, bisa-bisa perbaikan diri terhenti 2. Perbanyak ibadah. Semakin besar gejolak cinta di dada, mesti semakin merapat padaNya. Kalau nggak malah bisa terjerumus pada mendekati zina, na'udzubillah. “Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih mudah menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa belum mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya." (HR Al-Bukhari dan Muslim) 3. Perbanyak prestasi Selagi muda, selagi sehat, selagi bersemangat perbanyak prestasi, coba ikut kompetisi, naikkan kualitas diri. ingat, orang yang berprestasi itu lebih bersinar dari rata-rata. Kalau nggak muncul, ya mana orang tahu tentang kita. 4. Fokus bahagiakan orang tua Mumpung belum menikah, sibukkan diri untuk bahagiain orang tua. Minimal dengan sikap yang santun, senyum yang tulus, apalagi bisa mewujudkan mimpi ayah ibu, misalnya menghajikan mereka. Ingat, ridho Allah ada pada ridho orang tua, kemurkaan Allah ada pada kemurkaan orang tua juga. 5. Mandiri sedini mungkin Mulailah belajar mandiri, jangan takut untuk gak minta sama orang tua, bekerjalah apapn yang penting halal, minimal melatih mental. Sebaiknya yang sesuai passion atau minat kita. Jangan mau dikasihani, apalagi jadi beban orang tua. 6. Wanita belajar jadi calon istri solehah Mulailah banyak baca, ikut kajian tentang pernikaham psikologi suami istri, ikut kursus memasak, parenting, dll. Semakin banyak ilmu , semakin siap menjadi seorang istri. 7. Lelaki belajar memimpin Belajarlah bagaimana jadi seorang pemimpin yang baik. Mau di rumah tangga, organisasi bahkan di masyarakat. Daripada fokus memikirkan siapa jodohmu, lebih baik sibuk memikirkan bagaimana menjadi pasangan terbaik bagi siapapun jodoh yang kelak Allah anugerahkan. Setujuu...???? *Boleh di-SHARE. Moga menginspirasi Setia Furqon Kholid Jangan Jatuh CInta! Tapi Bangun Cinta

Jadwal semester 7 kelas aku STMIK IKMI CIREBON

Jadwal semester 7 kelas C1 dan C2 STMIK IKMI CIREBON Senin : -Teori Riset Operasional ,masuk senin sks: 2, Dosen bu Bayu Sri Anom,M.pd ...Ruang 201 - Network Security,masuk pukul : 11.00, sks:3..,Dosen Pak Dian Ade Kurnia,M.kom ...Ruang 201/tanto Rabu: - Game Teori, masuk pukul : 11.45 sampai14.00, sks :3 Dosen Pak: Raditya Danar Dana M.Kom ...Ruang 106 Jum'at : -Etika Profesi :masuk pukul : 14.30-16.00,sks:2 Dosen: Bu Ade Irma M.Kom ...Ruang 201 Sabtu : -Sistem Pendukung Keputusan ,masuk pukul 11.00-12.30,sks:2 Dosen:Pak Asep Kosasih,M.Kom Ruang 103 -Metode Penelitian ,,masuk pukul 12.30-14.00,sks:2,Dosen Pak Bambang Irawan,M.T Ruang 201

RPL SMK

DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KODE : 070 BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA KOMPETENSI KEAHLIAN : REKAYASA PERANGKAT LUNAK 1. Definisi Rekayasa Perangkat Lunak atau Software Engiinering adalah teknologi yang harus digunakan oleh setiap orang yang akan membangun software, dengan melalui serangkaian proses menggunakan sekumpulan metode dan alat bantu 2. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak bertujuan untuk : a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik b. Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab c. Mendidik peserta didik agar dapat menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan dan seni d. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan ketrampilan dalam kompetensi keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah. e. Mendidik Peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi dan mengembangkan sikap professional dalam program keahlian Rekayasa Perangkat Lunak. f. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. 3. Standar Kompetensi Lulusan 1. Kompetensi Umum a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja b. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya c. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya d. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial e. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global f. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan h. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri i. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik j. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks k. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial l. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab m. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia n. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya o. Mengapresiasi karya seni dan budaya p. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok q. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan r. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun s. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat t. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain u. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis v. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris w. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya 2. Kompetensi Kejuruan a. Menguasai Teknik Elektronika Analog dan Digital Dasar b. Menguasai Algoritma Pemrograman c. Menguasai pembuatan web statis d. Menguasai Perancangan Basis Data e. Menguasai Aplikasi Basis Data f. Menguasai Pemrograman Visual berbasis Desktop g. Mengoperasikan sistem operasi jaringan komputer h. Menguasai bahasa pemrograman visual berbasis desktop i. Membuat halaman web dinamis j. Membuat program aplikasi web berbasis object oriented (OOP) k. Membuat program aplikasi teks dan desktop berbahasa OOP l. Membuat aplikasi program basis data menggunakan SQL m. Mengintegrasikan basis data dengan sebuah web n. Membuat program basis data o. Membuat program aplikasi web berbasis JSP p. Membuat Program basis data berbasis XML 4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Kejuruan A. DASAR KOMPETENSI KEJURUAN Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Merakit Personal Computer (PC) 1.1 Menjelaskan konsep sistem komputer 1.2 Menjelaskan fungsi komponen-komponen/ Pheriferal PC 1.3 Mengidentifikasi keamanan & keselamat Kerja 1.4 Menjelaskan trobleshooting perakitan PC 1.5 Mengidentikasi peralatan merakit PC 1.6 Menguji perakitan PC. 2. Menginstalasi sistem operasi. 3.1 Menjelaskan Klasifikasi sistem operasi 3.2 Mengidentifikasi spesifikasi komputer 3.3 Menginstalasi sistem operasi berbasis teks 3.4 Menginstalasi sistem operasi berbasis GUI 3.5 Mengistalsi program aplikasi. B. KOMPETENSI KEJURUAN Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menguasai Teknik Elektronika Analog dan Digital Dasar 1.1 Menjelaskan teori kelistrikan 1.2 Mengenal komponen elektronika 1.3 Menjelaskan Konsep Elektronika Digital 1.5. Menjelaskan Sistem Bilangan digital 1.6. Menjelaskan Elektronika Digital untuk Komputer. 2. Menguasai Algoritma Pemrograman Tingkat Dasar 2.1 Memahami struktur algoritma 2.2 Membuat alur logika pemrograman 2.3 Membuat diagram alir pemrograman 2.4 Menjelaskan varian dan invariant 2.5 Menerapkan pengelolaan array. 3. Menguasi Algoritma Pemrograman Tingkat Lanjut 3.1 Mengunakan array multi dimensi 3.2 Menggunakan Prosedure dan Fungsi 3.3 Menggunakan library pemrograman grafik. 4. Menguasai dasar-dasar pembuatan web statis tingkat dasar 4.1 Menjelaskan konsep dasar dan teknologi Webpage 4.2 Menjelaskan struktur dokumen HTML 4.3 Menambahkan objek 4.4 Membuat tabel 4.5 Membuat Link 4.6 Menyimpan dokumen 4.7 Menguji dokumen. 5. Menguasai Perancangan Basis Data 5.1 Mengidentifikasi struktur hirarki basis data 5.2 Menjelaskan Entity Relationship Diagram (ERD) 5.3 Menerapkan Normalisasi Basis Data 5.4 Menjelaskan Data Flow Diagram (DFD) 5.5 Menjelaskan Database Manajemen System (DBMS). 6. Menguasai Aplikasi Basis Data 6.1 Menjelaskan Jenis perintah SQL 6.2 Membuat tabel 6.3 Menerapkan query 6.4 Membuat Form 6.5 Menerapkan macro 6.6 Membuat report. 7. Menguasai Pemrograman Visual berbasis Desktop 7.1 Menjelaskan IDE aplikasi bahasa pemograman 7.2 Menjelaskan objek aplikasi bahasa pemograman 7.3 Menjelaskan komponen aplikasi bahasa pemograman 7.4 Menjelaskan tipe file 7.5 Mengeksekusi aplikasi. 8. Membuat paket software aplikasi berbasis desktop 8.1 Menjelaskan menu aplikasi 8.2 Menyiapkan sistem komputer 8.3 Mendemonstrasikan aplikasi paket installer 8.4 Menyimpan installer aplikasi 8.5 Menghubungkan aplikasi dengan basis data. 9. Mengoperasikan sistem operasi jaringan komputer 8.1 Menjelaskan fungsi periferal jaringan komputer 8.2 Mengidentifikasikan ketersambungan jaringan 8.3 Mengidentifikasikan pemutusan jaringan 8.4 Mengoperasikan aplikasi jaringan komputer. 10. Menguasai bahasa pemrograman SQL tingkat dasar 10.1 Menjelaskan konsep pengoperasian bahasa pemrograman data deskripsi (SQL) tingkat dasar 10.2 Mempersiapkan perangkat lunak aplikasi data deskripsi/SQL 10.3 Mengenali menu aplikasi SQL 10.4 Membuat tabel 10.5 Mengoperasikan tabel dan table view. 11. Menguasai bahasa basis data SQL tingkat lanjut 11.1 Menentukan formula pembentukan data dengan batasan waktu 11.2 Membuat prosedur dan fungsi 11.3 Menulis kode program pembangkitan data dengan batasan waktu 11.4 Membuat Trigger 11.5 Mengoperasikan Trigger 11.6 Mengoperasikan Commit dan Roolback data table. 12. Membuat halaman web dinamis tingkat dasar 12.1 Menjelaskan konsep pembuatan halaman web dinamis tingkat dasar 12.2 Mempersiapkan lingkungan teknis 12.3 Membuat halaman web dinamis 12.4 Menambahkan fungsi-fungsi pada halaman web dinamis 12.5 Menguji halaman web dinamis 12.6 Mengakhiri halaman web dinamis. 13. Membuat halaman web dinamis tingkat lanjut 13.1 Menjelaskan konsep pemrograman web dinamis tingkat lanjut 13.2 Mempersiapkan pembuatan aplikasi 13.3 Membuat web menggunakan bahasa script. 14. Menguasai bahasa pemrograman object oriented 14.1 Menggunakan tipe data data control program 14.2 Membuat program object oriented dengan class 14.3 Membuat program object oriented dengan inheritance, polimorphy, overloading, dan friends 14.4 Membuat program object oriented dengan interface dan paket 14.5 Mengkompilasi program object oriented. 15. Membuat program aplikasi web berbasis object oriented (OOP) 15.1 Menjelaskan File I/O (Input/Output), tipe data dan variable pada Java 15.2 Menjelaskan Exception Handling 15.3 Menerapkan Multi-threading 15.4 Menjelaskan Applet 15.5 Menerapkan konektivitas basis data. 16. Membuat program aplikasi teks dan desktop berbahasa OOP 16.1 Menjelaskan dasar - dasar pemrograman 16.2 Menerapkan fungsi 16.3 Menerapkan pointer 16.4 Menerapakan konsep class 16.5 Merancang aplikasi berorientasi objek. 17. Membuat aplikasi program basis data menggunakan SQL 17.1 Menjelaskan kebutuhan software 17.2 Membuat Entity Relationship Diagram (ERD) 17.3 Membuat Data Flow Diagram (DFD) 17.4 Mempersiapkan lembar kerja Basis Data 17.5 Menggunakan sintaks-sintaks khusus SQL 17.6 Membuat Query Basis Data. 18. Mengintegrasikan basis data dengan sebuah web 18.1 Menjelaskan pengintegrasian sebuah basis data dengan sebuah situs web 18.2 Mempersiapkan basis data 18.3 Membuat login pada basis data 18.4 Membuat koneksi basis data pada web 18.5 Menguji konektivitas basis data pada web. 19. Membuat program basis data 19.1 Menjelaskan Konsep pembuatan DBMS berbasis Client - Server 19.2 Menggunakan TSQL 19.3 Menggunakan stored procedures 19.4 Menggunakan triggers 19.5 Menerapkan Administrasi SQL 19.6 Menjelaskan struktur program aplikasi 19.7 Menerapkan PL/SQL. 20. Membuat program aplikasi web berbasis JSP 20.1 Menjelaskan kebutuhan software 20.2 Menjelaskan dasar-dasar JSP 20.3 Membuat aplikasi web berbasis JSP 20.4 Menyiapkan server untuk aplikasi web berbasis JSP 20.5 Menyimpan state (kondisi) ke dalam server dan client. 21. Membuat Program basis data berbasis XML 21.1 Menjelaskan Konsep EXtensible Markup Language; 21.2 Menjelaskan sintak XML; 21.3 Menerapkan Data Presentation. 5. Ruang Lingkup Pekerjaan No Lapangan Pekerjaan Lingkup Pekerjaan 1 Software House • Operator software aplikasi spesifik • Pelaksana pemrograman software aplikasi spesifik 2 Penyelenggara Jasa Internet • Operator software aplikasi spesifik • Maintainer software aplikasi spesifik 3 Perkantoran yang menggunakan peralatan komputer • Operator software aplikasi spesifik • Maintainer software aplikasi spesifik 4 Aneka industri yang berbasis peralatan komputer pada skala industri kecil, menengah dan besar • Operator software aplikasi spesifik • Maintainer software aplikasi spesifik • Pelaksana pemrograman software aplikasi spesifik 5 Wiraswasta • Maintainer software aplikasi spesifik • Pelaksana pemrograman software aplikasi spesifik 6. Program pembelajaran (Kurikulum) a. Durasi Lama waktu pembelajaran untuk Kompetensi Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di selenggarakan selama 4 Tahun b. Subtansi Pembelajaran 1) Mata pelajaran A. Dasar Kompetensi Kejuruan a. Dasar Teknik Elektronika & Teknik Digital Komputer b. Perakitan Komputer & Sistem Operasi Kompetensi Kejuruan a. Dasar Pemograman b. Perancangan Web Statis c. Sistim Basis Data Dasar d. Pemograman Berbasis desktop e. Sistem Operasi Jaringan Komputer f. Sistim Basis Data Lanjut g. Perancangan Web Dinamis h. Pemograman berorientasi Objek i. Pemograman antarmuka j. Basis data terdistribusi/ server k. Basis data web l. Teknologi Web 2) Muatan Lokal a. Desain Grafis & Animasi b. Bahasa Jepang 3) Muatan Lokal Pengembangan Diri a. Kepemimpinan b. Kesenian 7. Struktur Kurikulum MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU (Jam) KELAS X XI XII XIII 1 2 1 2 1 2 1 2 A. Mata Pelajaran 1. PROGRAM NORMATIF 1.1. Pendidikan Agama 192 2 2 2 2 2 2 - - 1.2 . Pendidikan Kewarganegaraan 192 2 2 2 2 2 2 - - 1.4. Bahasa Indonesia 192 2 2 2 2 2 2 - - 1.5. Pendidikan Jasmani dan Olah Raga 192 2 2 2 2 2 2 - - 1.4. Seni Budaya 128 2 2 2 2 - - 2. PROGRAM ADAPTIF - - 2.1. Bahasa Inggris 440 4 4 4 4 4 4 - - 2.2. Matematika 440 4 4 4 4 4 4 - - 2.3. Ilmu Pengetahuan Alam 192 2 2 2 2 2 2 - - 2.4. Fisika 192 2 2 2 2 2 2 - - 2.5. Kimia 192 2 2 2 2 2 2 - - 2.6. Ilmu Pengetahuan Sosial 128 2 2 2 2 - - 2.7. Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) 128 4 4 - - - - - - 2.8. Kewirausahaan 128 - - 2 2 2 2 - - 3. PROGRAM PRODUKTIF 3.1. Dasar Kompetensi Kejuruan 3.1.1 Perakitan Komputer & Sistem Operasi 64 2 2 - - - - - - 3.2. Kompetensi Kejuruan - - - - - - - - 3.2.1. Dasar Teknik Elektronika & Teknik Digital Komputerr 64 2 2 3.2.2. Dasar Pemograman 64 2 2 - - - - - - 3.2.3. Perancangan web Statis 64 2 2 - - - - - - 3.2.4 Sistim Data base dasar 64 2 2 - - - - - - 3.2.5 Pemograman berbasis Desktop 128 - - 4 4 - - - - 3.2.6. Sistim Basis Data Lanjut 64 - - 2 2 - - - - 3.2.7. Perancangan Web Dinamis 128 - - 4 4 - - - - 3.2.8. Sistem Operasi Jaringan Komputer 64 - - 2 2 - - - - 3.2.9. Data Base berbasis Web 128 - - - - 4 4 - - 3.2.10 Basis Data terdistribusi/ Server 128 - - - - 4 4 - - 3.2.11. Pemograman Berorientasi obyek 128 - - - - 4 4 - - 3.2.12. Pemograman Antarmuka 128 - - - - 4 4 - - 3.2.12 Teknologi WEB *) 360 - - - - - - 20 20 B. Muatan Lokal 1. Bahasa Jepang 2. Desain Grafis & Animasi 64 128 - 2 - 2 2 2 2 2 - - - - C. Pengembangan Diri 1. Kepemimpinan 2. Kesenian 192 - - - - - - - - JUMLAH 4696 38 38 44 44 44 44 20 20 *) Mata pelajaran dilaksanakan pada tahun ke-4

Kamis, 19 Juni 2014

DSS

Decision Systems Category Archives: Decision Making Task Assignment System Decision Making System Create System Application jan2 DSS information system that is used to provide information for users in an organization can be differentiated according to the different levels of support for the management and functional areas (departments). One type of system applications are very popular among corporate management is abbreviated Decision Support System or DSS. 1. INTRODUCTION Information systems are used to provide information for users in an organization can be differentiated according to the different levels of support for the management and functional areas (departments). One type of system applications are very popular among corporate management is abbreviated Decision Support System or DSS. DSS (Decision Support System) is a type of information system are classified according to the level of management support. DSS is an information system that is expected to assist management in the decision making process. It needs to be emphasized here is that the presence of DSS is not to replace the task manager, but to be a means of support (tools) for them. So its function is to assist decision-making by providing information, models, or tools for analyzing the information. This system supports semi-structured and unstructured decisions. DSS (Decision Support System) or so-called Decision Systems (DSS), was originally to have defini: a system that provides the means for managers to develop the information in accordance with the decisions that will be made. The aim is to support the decisions that are relatively unstructured (unstructured). In order to successfully achieve its goal, the system must: (1) simple, (2) robustness, (3) easy to control, (4) highly adaptable, (5) complete the important things, (6) is easy to communicate with. Implicitly also means that the system must be based computers and is used in addition to problem-solving ability of a person. Another definition of DSS is (1) an additional system, (2) able to support ad hoc data analysis and decision modeling, (3) future-oriented planning and (4) used in irregular intervals or not unplanned. Meanwhile, According to Keen and Scott Morton, Decision Support System is the combination of intelligence sources with the ability of individual components to improve the quality of computer-based decision-making management decisions for handling semi-structured problems. Sprague and Carlson define DSS pretty well, as the system has five main characteristics (Sprague et al, 1993): 1) computer-based systems; 2) Used to help decision-makers; 3) In order to solve the complex problems that "impossible" is done with manual calculations; 4) By way of an interactive simulation; 5) Where the analysis of the data and the model as a main component. Characteristics 4 and 5 are the new facilities offered by DSS recent progress in accordance with the latest developments of computer equipment. From some of the above can be explained that the Decision Support System (DSS) is not a decision-making tool, but rather a system that helps make decisions by equipping them with information from the data that has been processed with the relevant and necessary to make a decision about a problem more quickly and accurate. So the system is not intended to replace the decision-making process. 2. DSS (Decision Support System) 2.1. Architecture (component / subsystem) Broadly speaking, the DSS was built by three major components: 1) Database database contains a collection of all the company's business data, whether from daily transactions, as well as basic data (master files). For the purposes of the DSS, the necessary data relevant to the problem to be solved through simulation and regulated by the software called Database Management System (DBMS) 2) Base Model Base Model or a model that represents the problem into a quantitative format (eg, mathematical models) as basic simulation or decision-making, including the purpose of the problem (objective), related components, there are limitations (constraints), and other related matters. 3) Communication (dialogue subsystem / user interface) Another uniqueness of DSS is the facility that is capable of integrating systems installed by the user interactively, known as dialogue subsystem. Through dialogue subsystem, the system is implemented so that the user / users can communicate and give orders to the DSS through this subsystem is made by providing interfaces. Facilities owned by the subsystem dialog is divided into three components: 1. Language action (action language), which is a software that can be used by the user to communicate with the system, which is done through a variety of media options such as keyboards, joysticks and other keyfunction. 2. Language display (display and presentation language), which is a device that serves as a means to show something. Equipment used for realizing this view include printers, graphics monitors, plotters, and others. 3. Basis knowledge of (knowladge base), which is an indispensable part unknown to the user so that the system is designed to function interactively. 4) Knowledge Management Subsystem The optional support other subsystems or act as a stand-alone component. Below is a conceptual model Decision Support System (DSS): 2.2 Characteristics According to Sprague and Carlson, DSS has five main characteristics (Sprague et al, 1993), namely: 1) computer-based systems; 2) Used to help decision-makers; 3) In order to solve the complex problems that "impossible" is done with manual calculations; 4) By way of an interactive simulation; 5) Where the analysis of the data and the model as a main component. Characteristics 4 and 5 are the new facilities offered by DSS recent progress in accordance with the latest developments of computer equipment. From the definition of the Decision Support System can be determined characteristics, among others: 1. Supporting the decision-making process, focused on management by perception 2. Existence of interfaces human / machine in which a human (user) retain control of the decision-making process 3. Supports the decision to discuss problem of structured, semi-structured and structure 4. Having a dialogue capacity to obtain information in accordance with the needs of 5. Having subsystems - subsystems are integrated such that it can function as a unitary item 6. Requires a comprehensive data structure that can serve the needs of all levels of management information Here is a chart of ideal characteristics and capabilities of a DSS: Explanation: 1. DSS provide support for decision makers especially in a situation of semi-structured and unstructured by combining human judgment and computerized information. 2. Providing support for a variety of different managerial levels, ranging from top management to the field manager. 3. Providing support for individuals and groups. 4. The DSS provides support to a variety of sequential decision or interrelated. 5. DSS supports various phases of the decision-making process: intelligence, design, choice. 6. DSS supports decision-making processes and different styles. 7. DSS can always adapt all time. 8. Dss easy to use. 9. DSS tries to improve the effectiveness of decision-making (accuracy, duration, quality), more than the efficiencies to be gained (the cost of making a decision). 10. Decision-makers have total control of all steps in the decision-making process to solve the problem. 11. DSS leads to learning, which leads to the improvement of the system and new needs. 12. Users / user should be able to prepare their own simple system. 13. The DSS typically utilize a variety of models (standard or user liking) in analyzing various decisions. 14. The DSS is equipped with the advanced knowledge that can provide an efficient and effective solution. 2.3 How the system According to Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16), phase - phase to be followed in the decision making process (DSS) as follows: 1. Stage Understanding (Phace Intelligence) This stage is the process of tracking and detection from the scope of the problems and the process of recognition problems. Data input is obtained, processed and tested in order to identify the problem. 2. Stage Design (Design Phace) This stage is the process of development and the search for alternative actions / solutions that can be taken. This is a simplified representation of real events, so that the necessary validation and Verification process to determine the accuracy of the model in researching the problem. 3. Stage Selection (Choice Phace) At this stage, the selection of the various alternative solutions raised at the planning stage in order to determine / by observing the criteria - criteria based on the objectives to be achieved. 4. Stage Implementation (Implementation Phace) This phase is done the application to system design which has been made at this stage of perancanagan and implementation of alternative measures have been at this stage of the election. 3. APPLICATION APPLIED DSS (Decision Support System) DSS is part of a computer-based information systems, including knowledge-based systems (knowledge management), so that the DSS is very popular among corporate management. Information systems are essential to support the decision-making process. Where the information system has the objective to support an application Decision Support System (DSS). Here are some examples of applications that use DSS, among others: 1. DSS for the promotion process and career planning at PT. X One example that will be highlighted in this case is the way the selection of employees who fit the criteria that exist in a particular position. Therefore we need a decision support system for the process of matching profile and gap analysis is based on data and HR norms contained in the PT. X. Profile Matching process is done to determine the recommendation employees in System Increase Position and Career Planning based on three aspects: intellectual capacity, Work Attitudes and Behaviour. The results of this process in the form of ranking employees as recommendations for decision makers to select suitable employees in vacant positions. This software is created using Microsoft Access 2000 database and Borland Delphi 5 as its compiler. From the results of the implementation of the system, it was concluded that the use of this software can assist the decision making process of the profile matching promotion process and career planning at PT. X. 2. Spreadsheet-based DSS to analyze the cost of providing Management education institutions require a budget planning tool that can simulate the effect of policy on the management of operational budgets, and produce financial information for use in setting the budget alternative modeling will be applied. Decision Support System used is a spreadsheet-based DSS use management policies as a reference to determine the amount of the composition of education operating budget from year to year in the Budget Analysis program. Management may make changes to the policy variables such as the number of students, number of faculty, classroom growth, growth in costs and expenses affect revenue budget projections on the menu so we get the budget projections from year to year. Any effect of changes in the policy variables to be visualized in graphical form. 3. DSS for handling cross-roads east Sumatran main road network on the island of Sumatra East Cross is formed by three major roads that cross the East, Central Crossing and West Cross. At the Cross Roads East Sumatra, many roads are in poor condition and heavily damaged light which at times potentially disconnected. Road damage that occurs due to progressive delays in the handling of repairs and limited funds. During the handling of East Cross Street is done manually so that the necessary information systems that assist management in this decision-making analysis. Application LTDSS (Eastern Traffic Decision Support System) is an application of Decision Support System (DSS) for handling road along the East Sumatra. This application was created by using Visual Basic 6.0, Ms. Access 2000 and Crystal Reports 8.5. LTDSS applications require input in the form of a data segment, the data section, the data condition, the data traffic, planning data and cost data. The process is carried out referring to the MAK (Component Analysis Method). The output of the allocation of funds for each province and type of treatment for each segment as well as the way it can be seen from the road serviceability age were reviewed. 4. The DSS for credit worthiness proposal of Bank Rakyat Indonesia now because many companies or employers who ask for a loan to the bank to make the bank should further improve the quality of service to customers. For example: credit where BRI Bank Rakyat Indonesia to give credit to the debtor but through a process that must be passed. The loan portfolio is managed will bring huge profits for banks. BRI therefore have to be really cautious in extending credit. Prior to extend credit to a prospective debtor, BRI must first assess the credit worthiness of proposals. With the development of computer technology in the field of information systems dirancanglah an Advanced Decision Support Systems (Specific Decision Support Systems) SDSS is designed with a quick (Quick Hit) and interactive approach. The design of the SDSS (Specific Decision Support Systems) software use Clipper 5.2 as DSS DSS Tools or its equipment. Based on the results of testing the system, it can be concluded that the application of the SDSS is very helpful and facilitate the decision-makers in assessing the feasibility of duty credit proposals. 5. DSS for increased productivity 3-star Hotels in Surabaya using AHP and OMAX Productivity or comparison between input and output is one tool that is influential in determining the profitability and competitiveness of the company. Hotels need to take measurements of labor productivity in order to survive and compete in the efficiency and effectiveness with which the other hotels. Based on the problems faced, the need for a system that can assist in measuring the labor productivity of the existing departments. Application of the system is a DSS application using proccess Analytical Hierarchy (AHP) for weighting and Objectives Matrix (OMAX) for the measurement of productivity. The results of the application made is in the form of information about the criteria that influence the performance of the hotel. Leave a comment Posted in Assignment Decision Systems Enterprise Information System & Data Warehouse jan2 Often we see that the application / software is used every day on the PC is the nature of individual applications. This means that the application they will be used only to serve the needs of the user, eg MS Office / OpenOffice, Photoshop, Acrobat Reader and others. Surely it is sufficient if the information required by the user is processed only TSB alone. With a slightly larger scale, there are also applications that serve the needs of a section / division only. Eg employment applications, financial applications, application sales and so on. In such applications, between users in the same division can share information easily. Now what about the information that should be used by the division / other parts? All the information you know about how much the goods are sold in the Sales division could easily be directly known by the Financial section is also part of Logistics? Moments, that we would need an information system that can bring together all the information in each section / division earlier. By some textbooks, information systems are often called Enterprise Information System (EIS). The basic point of the EIS is a technology platform that can bring together all the information from the various parts into one (single) lojikal information, so the Enterprise (company / organization) can get the required information easily. In this case, not just the use of network technologies ie LAN (local area network) so that the division between physically connected but also the integration of business processes masing2 division. It takes too unification of all databases lojikal, so not only between divisions but also access to information to all levels in the organization both from the operational staff, managers and directors. Examples of EIS that we often hear is the Enterprise Resource Planning (ERP), Customer Relationship Management (CRM), Supply Chain Management (SCM) and many others. The biggest challenge in the implementation of the EIS is the level of difficulty because it is very complex, time-consuming, costly and not necessarily successful. However, now more and more options for the solution of this EIS. So the company can determine which are the most suitable solution. Some examples of such EIS vendor SAP (www.sap.com), Oracle (www.oracle.com) and others. Does not rule out the possibility, EIS can also be built solely by a company's internal IT staff, for fulfilling syarat2 above. Data Warehouse is a system for archiving and analyzing historical data of an organization such as sales data, payroll, and other information from the daily operations. In general, an organization copying of information from operational systems (like sales and human resources) to the data warehouse according to a regular schedule, such as every night or every weekend. After that, management can perform complex queries and analysis (eg, data mining, data mining) to such information without burdening the system is operational. Leave a comment Posted in Assignment Decision Systems Development Introduction Of DSS jan2 Build a DSS, especially large, is a complicated process. Involve things: technical (hardware, software) behavior (human-machine interaction), the impact of DSS on the individual. Development Strategy 1.Tulis DSS with common programming languages: Pascal, Delphi, Java, C + + dll. 2.Menggunakan 4GL: financial-oriented language, a data-oriented language. 3.Menggunakan DSS Generator: Excell. 4.Using special 5.Mengembangkan DSS DSS Generator with CASE methodologies DSS Technology Levels Specific DSS (DSS Application) "Final Product" or the application of its real DSS finish the job that we want called with specific DSS (SDSS) DSS Generator Software integrated development which provides a set of capabilities to build specific DSS rapid, inexpensive, and easy. Example: Microsoft Excel Tools lowest level of DSS DSS technology is utility software or tools. This element helps the development of both DSS generators or SDSS. DSS Development Phase Analysis Research Planning & Design Research Concept Design Construction Maintenance Implementation of Adaptation Leave a comment Posted in System Task Group Decision Support System and Expert System jan2 group decision support system (GDSS) are interactive computer-based system that facilitates the solution to the problem was structured by some (set of) decision makers working together as a group. GDSS components include hardware, software, people, and producer. Important properties of a GDSS can be mentioned as follows: 1. GDSS are systems that are specifically designed not to resemble the configuration of an existing system components. 2. GDSs are designed with the aim to support the group decision-makers in doing their job. 3. GDSs easy to learn and easy to use. 4. GDSs may be "specific" (designed for one type or group of problems) or "general" (designed for a variety of group-level organizational decisions). 5. GDSS contains a built-in mechanism. Definition GDSs, may apply or be applied to various situations of group decision, which includes the review panel, task force executive meeting / board, remote workers, and so on. Basic activities that occur in any group and that requires support by a computer are: retrieval of information, sharing of information, and the use of information (Huber, 1984). 1. Retrieval of information, involving the selection of data values ​​from existing databases and simple retrieval of information. 2. Sharing information, that displays data on the screen so that the viewer can be seen by all groups. 3. Use information, including application software technology, procedures, and troubleshooting techniques for the data group. Expert System (Expert System) is a computer program designed to assist in making decisions such as decisions made by one or several experts (experts). According Marimin (1992), an expert system is a computer software system that uses knowledge, facts and thinking in decision-making techniques to solve problems that typically can only be resolved by experts in the relevant field. Expert System Structure The main components in the structure of the expert system (Hu et al, 1987), include: 1. Knowledge Base (Knowledge Base) 2. Inference Engine (Inference Engine) 3. Database (Database) 4. User Interface (User Interface) Gain More Expert System saves time in the decision making process more automated in the reliability of repeated Having access to a wide range of knowledge Able To improve the quality and productivity because it can advise the existence of a consistent and reduce errors more computerized, making it more effective and capable of covering more applications Store and preserve the knowledge and expertise of the experts in the use of more cost-effective than hiring an expert Allows a layman to work on field experts. Expert System Expert weakness of this system is not 100% accurate transfer of knowledge can be subjective and biased cost of manufacture, maintenance and development is very expensive. Leave a comment Posted in Decision Making Task Modeling System DSS, Static and Dynamic Model Research jan2 DSS enables people at various levels of management to analyze problems systematically before making level management to systematically analyze the problem before making a decision. Representation systems / problems through the model can be done at various levels of abstraction. The model can be clarified into 3 groups, namely: 1. Models Iconik (Scale) is a replica (real clone) physically from the system and is usually based on a much smaller scale than the original. This model may appear in a three-dimensional scale, for example, aircraft, bridges. It often can be said as mockups. A photograph is an iconic two-dimensional models, as well as a graphical user interface and object-oriented programming using this type of model. 2. Models Analog Unlike the iconic models, analog models do not resemble the original system, but characterized as the original. Analog models usually memakain diagram / chart two dimensions. This model is physically different forms downs of the original system. For example: an organization chart that contains a variety of organizational structures. 3. Mathematical Models (Quantitative) The bigger problems in the face, the more complex the solution can also be found. However, sometimes the complexity of the relation of various organizational systems can not be presented with the iconic and analog. The model can be used is the mathematical model. Analysis of DSS can be executed numerically with the help of mathematical or quantitative models like this. Examples are: the model in the Linear Program. DSS modeling purposes: 1.Membantu menajer make decisions to solve semi-structured problems. 2.Mendukung assessment manager is not trying to replace him. 3.Meningkatkan effectiveness of the decision-making managers efesiensinya. The advantages and disadvantages of using a static model: Advantages: 1.Proses modeling a learning experience 2.Kecepatan simulations provide the ability for us to evaluate the impact of decisions in a short time frame. 3.Model provide forecasting power 4.Model costs are less expensive than the other methods. 5.Dapat 6.Sistem resolve complex problems that can interact with the wearer 7.Menghasilkan reference data to resolve problems faced by managers. 8.Meningkatkan productivity and control of the manager. Disadvantages: 1.Sulitnya modeling business systems and will result in the modeling can not capture all the effects on the entity. 2.Di high math skills needed to develop more complex models in person. Static and Dynamic Simulation Model static model is a representation of a system at any given time while the dynamic model describes a system that gradually occurs without a time limit (eg, conveyor system). Leave a comment Posted in Assignment System Decision Making Process Dec19 Decission decision making (decision making) can be defined as a process by which members of the organization choose to take certain precautions in response to the opportunities or problems encountered. Decision-making in response to the opportunities aimed at generating profits and benefits to the organization. While the decision in response to the problem, of course, aims to address the problems or obstacles that threaten the performance of the organization. Types of Decision (Decision Making) Regardless of whether the decision was intended to take advantage of opportunities or solve the problem, in the book Understanding and Managing Organizational Behavior MJ George and G.R. Jones in 2008, there are two basic types of decision making, ie non-Programmed Programmed Decision Making and Decision Making. 1. Programmed Decision Often the situation faced by decision makers in an organization is a situation that has never happened before and reappear repeatedly. To deal with such situations, organizations use what is called the Performance Program, which is a standard procedure and structured decision-making when faced with certain situations. Decision-making like this is called the Programmed Decision. Programmed Decision allows decision-makers to make decisions quickly without having to search for information, consider alternatives, and various other things that take time. However, managers should be vigilant when to adjust the Performance Program as an organization must be able to respond to a dynamic environment and changing. Effective Performance program in use today, for example, may not be effective for use the next two years. An example is the determination of salaries, recruitment procedures, procedures increase in staffing levels and so on. 2.Non-Programmed Decision Making decision-making that responds to a new situation that has not been encountered previously referred to as non-programmed decision making. This type of decision-making requires decision-makers are looking for as much information to be able to take the best decision among alternatives exist. Given today's business environment continues to change rapidly and filled with uncertainty, managers will face a lot of non-Programmed Decision. Situation of certain non-programmed decision-occurring repeatedly may be developed into Programmed Decision if managers are able to make accurate and precise Performance Program. An example is the allocation of resources-resources organization, sales dropped sharply, the use of modern technology and so on. Leave a comment Posted in Assignment Decision Systems Decision Support System (DSS) DSS Dec19 is a system designed to help the managers of an organization to get a decision through a process of inference or comparison of data from a variety of different data sources. DSS usually consists of a query language / SQL, statistical analysis capabilities, spreadsheets, and graphs to assist decision makers in evaluating the decision. DSS is used when decision-makers in an organization requires the best decision for the organization through several alternative solutions decisions. DSS can facilitate decision-makers to consider alternative solutions with integrated DSS system (built-in) with models and databases. Decision makers can enter one or several variables as inputs and DSS systems combine data and produce models of decision making recommendations as output from the DSS system. For example, Vice President of Marketing in Organizations want to know how much net profit organization if the budget for promotion / advertising reduced. Leave a comment Posted in Task Management System Decision Support System Dec14 Definition is: Is the application (technology-based) to support management tasks in general and aid decision-making in particular. MSS also called Decision Support System (DSS) or Business Intelligence (BI). 1.1. Managers and Computer Support. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8. 1:10. 1.12.

Sistem Pengambilan Keputusan

Category Archives: Tugas Sistem Pengambilan Keputusan Tugas Sistem Pengambilan Keputusan Create DSS System Application Jan2 Sistem informasi yang digunakan untuk menyediakan informasi bagi para pemakai di suatu organisasi dapat dibedakan menurut dukungan terhadap berbagai level manajemen maupun area fungsional (departemen). Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS. 1. PENDAHULUAN Sistem informasi yang digunakan untuk menyediakan informasi bagi para pemakai di suatu organisasi dapat dibedakan menurut dukungan terhadap berbagai level manajemen maupun area fungsional (departemen). Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS. DSS (Decision Support System) merupakan jenis sistem informasi yang diklasifikasikan menurut dukungan terhadap level manajemen. DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. Jadi fungsinya adalah untuk membantu mengambil keputusan dengan menyediakan informasi, model, atau perangkat untuk menganalisa informasi. Sistem inilah yang mendukung keputusan semiterstruktur dan tak terstruktur. DSS ( Decision Support System ) atau biasa disebut Sistem Pengambilan Keputusan (SPK), pada awalnya mempunyai defini: suatu sistem yg menyediakan sarana bagi para manajer untuk mengembangkan informasi sesuai dengan keputusan yg akan dibuat. Tujuannya adalah untuk menunjang keputusan-keputusan yang relatif tidak terstruktur (unstructured). Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus: (1) sederhana, (2) robust, (3) mudah untuk dikontrol, (4) mudah beradaptasi, (5) lengkap pada hal-hal penting, (6) mudah berkomunikasi dengannya. Secara implisit juga berarti bahwa sistem ini harus berbasis komputer dan digunakan sebagai tambahan dari kemampuan penyelesaian masalah dari seseorang. Definisi lain dari DSS adalah (1) sistem tambahan, (2) mampu untuk mendukung analisis data secara ad hoc dan pemodelan keputusan, (3) berorientasi pada perencanaan masa depan dan (4) digunakan pada interval yang tak teratur atau tak terencanakan. Sedangkan Menurut Keen dan Scoot Morton, Sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan yang berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur. Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993): 1) Sistem yang berbasis komputer; 2) Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan; 3) Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual; 4) Melalui cara simulasi yang interaktif; 5) Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama. Karakteristik 4 dan 5 merupakan fasilitas baru yang ditawarkan oleh DSS belakangan ini sesuai dengan perkembangan terakhir kemajuan perangkat komputer. Dari beberapa pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa Decision Support System (DSS) bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu mengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan. 2. DSS (Decision Support System) 2.1. Arsitektur (komponen/subsistem) Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar: 1) Database database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS) 2) Model Base Model Base atau suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif (misal: model matematika) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari permasalahan (obyektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. 3) Communication (dialog subsystem/user interface) Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna/user dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem yang dibuat ini yaitu dengan menyediakan antarmuka. Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem dialog dibagi menjadi tiga komponen : 1. Bahasa aksi (action language), yaitu suatu perangkat lunak yang dapat digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan sistem, yang dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti keyboard, joystick dan keyfunction yang lainnya. 2. Bahasa tampilan (display and presentation language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan tampilan ini diantaranya adalah printer, grafik monitor, plotter, dan lain-lain. 3. Basis pengetahuan (knowladge base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara interaktif. 4) Knowledge Management Subsistem optional ini mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri. Dibawah ini adalah model konseptual Decision Support System (DSS): 2.2 Karakteristik Menurut Sprague dan Carlson, DSS memiliki lima karakteristik utama (Sprague et.al., 1993) yaitu : 1) Sistem yang berbasis komputer; 2) Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan; 3) Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual; 4) Melalui cara simulasi yang interaktif; 5) Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama. Karakteristik 4 dan 5 merupakan fasilitas baru yang ditawarkan oleh DSS belakangan ini sesuai dengan perkembangan terakhir kemajuan perangkat komputer. Dari pengertian Sistem Pendukung Keputusan maka dapat ditentukan karakteristiknya antara lain : 1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception 2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses pengambilan keputusan 3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur 4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan 5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item 6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen Berikut adalah bagan karakteristik dan kemampuan ideal suatu DSS : Penjelasan : 1. DSS menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan utamanya pada situasi semi-terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan manusia dan informasi terkomputerisasi. 2. Dukungan disediakan untuk berbagai level manajerial yang berbeda, mulai dari pimpinan puncak sampai dari manajer lapangan. 3. Dukungan disediakan bagi individu dan juga group. 4. DSS menyediakan dukungan ke berbagai keputusan yang berurutan atau saling berkait. 5. DSS mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan: intelligence, design, choice. 6. DSS mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan style yang berbeda-beda. 7. DSS selalu bisa beradaptasi sepanjang masa. 8. DSS mudah untuk digunakan. 9. DSS mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan keputusan (akurasi, jangka waktu, kualitas), lebih daripada efisiensi yang bisa diperoleh (biaya mengambil keputusan). 10. Pengambil keputusan memiliki kontrol menyeluruh terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah. 11. DSS mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah pada penyempurnaan sistem dan kebutuhan baru. 12. User/pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana. 13. DSS biasanya mendayagunakan berbagai model (standart atau sesuai keinginan user) dalam menganalisis berbagai keputusan. 14. DSS dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen knowledge yang bisa memberikan solusi yang efisien dan efektif. 2.3 Cara kerja sistem Menurut Herbert A. Simon ( Kadarsah, 2002:15-16 ), tahap – tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan (DSS) sebagai berikut : 1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace ) Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah. 2. Tahap Perancangan ( Design Phace ) Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Hal tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada. 3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace ) Pada tahap ini dilakukan pemilihan terhadap berbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai. 4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace ) Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan. 3. APLIKASI TERAPAN DSS (Decision Support System) DSS merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer, termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan), sehingga DSS sangat popular di kalangan manajemen perusahaan. Sistem informasi sangat penting untuk mendukung proses pengambilan keputusan . Dimana system informasi mempunyai tujuan untuk mendukung sebuah aplikasi Decision Support System (DSS). Berikut adalah beberapa contoh aplikasi yang menggunakan DSS, antara lain : 1. DSS untuk proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir pada PT. X Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini adalah cara pemilihan karyawan yang sesuai dengan kriteria yang ada pada suatu jabatan tertentu. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pendukung keputusan untuk proses profile matching dan analisis gap yang dibuat berdasarkan data dan norma-norma SDM yang terdapat di PT. X. Proses Profile Matching dilakukan untuk menentukan rekomendasi karyawan dalam Sistem Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir berdasar pada 3 aspek yaitu Kapasitas Intelektual, Sikap Kerja dan Perilaku. Hasil dari proses ini berupa ranking karyawan sebagai rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk memilih karyawan yang cocok pada jabatan yang kosong tersebut. Software ini dibuat dengan menggunakan Microsoft Access 2000 untuk database dan Borland Delphi 5 sebagai compiller-nya. Dari hasil implementasi sistem, disimpulkan bahwa dengan penggunaan software ini dapat membantu proses pengambilan keputusan terhadap profile matching proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir di PT. X. 2. DSS berbasis spreadsheet untuk menganalisis biaya penyelenggaraan pendidikan Manajemen lembaga pendidikan memerlukan alat bantu dalam perencanaan anggaran yang dapat mensimulasikan pengaruh kebijakan manajemen terhadap anggaran operasional, dan menghasilkan informasi keuangan untuk digunakan dalam menetapkan alternatif pemodelan anggaran yang akan diterapkan. Sistem Pendukung Keputusan yang digunakan adalah DSS berbasis spreadsheet yang menggunakan kebijakan manajemen sebagai acuan untuk menentukan besaran komposisi anggaran operasional pendidikan dari tahun ke tahun dalam bentuk program Analisis Anggaran. Manajemen dapat melakukan perubahan atas variabel-variabel kebijakan berupa jumlah mahasiswa, jumlah dosen, pertumbuhan kelas, pertumbuhan biaya yang mempengaruhi anggaran penerimaan dan pengeluaran pada menu proyeksi sehingga didapatkan anggaran proyeksi dari tahun ke tahun. Setiap efek perubahan atas variabel kebijakan akan divisualisasikan dalam bentuk grafik. 3. DSS untuk penanganan jalan lintas timur sumatera Jaringan jalan utama di Pulau Lintas Timur Sumatera dibentuk oleh tiga jalan utama yaitu Lintas Timur, Lintas Tengah dan Lintas Barat. Pada Jalan Lintas Timur Sumatera, banyak terdapat ruas jalan dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat yang sewaktu-waktu berpotensi terputus. Kerusakan jalan yang progresif terjadi karena terlambatnya penanganan perbaikan dan terbatasnya dana. Selama ini penanganan Jalan Lintas Timur dilakukan secara manual sehingga diperlukan sistem informasi yang membantu penanganan dalam hal ini pembuatan Analisis Keputusan. Aplikasi LTDSS (Lintas Timur Decision Support System) merupakan aplikasi Decision Support System (DSS) untuk penanganan jalan Lintas Timur Sumatera. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0, Ms. Access 2000 dan Crystal Reports 8.5. Aplikasi LTDSS membutuhkan input berupa data ruas, data seksi, data kondisi, data lalulintas, data perencanaan serta data biaya. Proses yang dilakukan mengacu pada MAK (Metode Analisis Komponen). Output yang dihasilkan berupa alokasi dana tiap propinsi dan jenis penanganan jalan untuk tiap ruas serta dapat diketahui umur layan dari jalan yang ditinjau. 4. DSS untuk kelayakan proposal kredit Bank Rakyat Indonesia Sekarang ini karena banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke Bank membuat bank tersebut harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah. Sebagai contoh : pemberian kredit Bank Rakyat Indonesia dimana BRI memberikan kredit kepada debitur tetapi melalui proses yang harus dilalui. Penyaluran kredit yang berhasil akan membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BRI harus benar-benar hati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon debitor, BRI harus menilai dulu kelayakan proposal kreditnya. Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem informasi dirancanglah suatu Sistem Pendukung Keputusan Spesifik (Specific Decision Support Systems) SDSS yang dirancang dengan cara cepat (Quick Hit) dan pendekatan secara interaktif. Rancangan SDSS (Specific Decision Support Systems) ini menggunakan perangkat lunak Clipper 5.2 sebagai DSS Tools atau peralatan DSS-nya. Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat disimpulkan bahwa aplikasi SDSS ini sangat membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan dalam tugasnya menilai kelayakan proposal kredit. 5. DSS untuk peningkatan produktivitas Hotel Bintang 3 di Surabaya menggunakan AHP dan OMAX Produktivitas atau perbandingan antara input dan output merupakan salah satu alat yang berpengaruh dalam menentukan profitabilitas dan daya saing dalam perusahaan. Hotel perlu melakukan pengukuran produktivitas kerja supaya dapat bertahan dan bersaing dalam efisiensi dan efektivitas dengan hotel-hotel yang lain. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat membantu dalam mengukur produktivitas kerja dari departemen-departemen yang ada. Aplikasi dari sistem tersebut adalah sebuah aplikasi DSS dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Proccess (AHP) untuk pembobotan dan Objectives Matrix (OMAX) untuk pengukuran produktivitas. Hasil dari aplikasi yang dibuat adalah berupa informasi mengenai kriteria-kriteria apa saja yang mempengaruhi kinerja hotel. Leave a comment Posted in Tugas Sistem Pengambilan Keputusan Enterprise Information System & Data Warehouse Jan2 Sering kita melihat bahwa aplikasi/software yang dipakai sehari-hari di atas PC adalah aplikasi yang sifatnya individual. Artinya aplikasi tsb hanya digunakan untuk melayani kebutuhan pemakai tersebut, misal MS Office/OpenOffice, Photoshop, Acrobat Reader dan lain-lain. Tentunya hal ini sudah sangat mencukupi jika memang informasi yang diolah hanya diperlukan oleh pemakai tsb saja. Dengan skala yang sedikit lebih luas, ada juga aplikasi yang melayani kebutuhan suatu bagian/divisi saja. Misal aplikasi kepegawaian, aplikasi keuangan, aplikasi penjualan dan sebagainya. Di dalam aplikasi seperti ini, antar pemakai di divisi yang sama bisa saling berbagi informasi dengan mudah. Sekarang bagaimana dengan informasi yang harus digunakan oleh divisi/bagian lain? Semua informasi ttg berapa banyak barang yg terjual di divisi Sales apakah dengan mudah bisa langsung diketahui oleh bagian Keuangan juga bagian Logistik? Saat-saat inilah kita akan membutuhkan suatu sistem informasi yang bisa menyatukan semua informasi yang ada di masing-masing bagian/divisi tadi. Oleh beberapa textbook, sistem informasi ini sering disebut Enterprise Information System (EIS). Hal mendasar dari EIS adalah platform teknologi yang bisa menyatukan semua informasi dari berbagai bagian menjadi satu (single) informasi secara lojikal, sehingga Enterprise (perusahaan/organisasi) bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan mudah. Dalam hal ini, tidak hanya sekedar penggunaan teknologi jaringan misal LAN (local area network) sehingga antar divisi terhubung secara fisik tapi juga integrasi proses bisnis masing2 divisi. Dibutuhkan juga penyatuan semua database secara lojikal, sehingga bukan hanya antar divisi tapi juga pengaksesan informasi untuk semua level di organisasi baik dari staf operasional, manajer maupun direktur. Contoh EIS yang sering kita dengar adalah Enterprise Resource Planning (ERP), Customer Relationship Management (CRM), Supply Chain Management (SCM) dan masih banyak yang lainnya. Tantangan terbesar dalam implementasi EIS adalah tingkat kesulitannya karena sangat kompleks, membutuhkan waktu lama, biaya mahal dan belum tentu berhasil. Walaupun begitu, sekarang makin banyak pilihan untuk solusi EIS ini. Sehingga perusahaan bisa menentukan solusi mana yang paling cocok. Beberapa contoh vendor EIS misal SAP (www.sap.com), Oracle (www.oracle.com) maupun yang lain. Tidak menutup kemungkinan, EIS juga bisa dibangun sendiri oleh staf IT internal suatu perusahaan, selama memenuhi syarat2 di atas. Data Warehouse adalah suatu sistem untuk mengarsipkan dan menganalisis data historis suatu organisasi seperti data penjualan, gaji, dan informasi lain dari operasi harian. Pada umumnya suatu organisasi menyalin informasi dari sistem operasionalnya (seperti penjualan dan SDM) ke gudang data menurut jadwal teratur, misalnya setiap malam atau setiap akhir minggu. Setelah itu, manajemen dapat melakukan kueri kompleks dan analisis (contohnya penambangan data, data mining) terhadap informasi tersebut tanpa membebani sistem yang operasional. Leave a comment Posted in Tugas Sistem Pengambilan Keputusan Development Of DSS Jan2 Pendahuluan Membangun sebuah DSS, apalagi yang besar, merupakan proses yang rumit. Melibatkan hal-hal : teknis (hardware, software) perilaku (interaksi manusia-mesin), dampak DSS pada individu. Strategi Pengembangan 1.Tulis DSS dengan bahasa pemrograman umum : Pascal, Delphi, Java, C++ dll. 2.Menggunakan 4GL : financial-oriented language, data-oriented language. 3.Menggunakan DSS Generator : Excell. 4.Menggunakan DSS Generator khusus 5.Mengembangkan DSS dengan metodologi CASE Tingkat Teknologi DSS Spesific DSS (Aplication DSS) “Final Product” atau aplikasi DSS yang nyata-nya menyelesaikan pekerjaan yang kita inginkan disebut dengan specific DSS (SDSS) DSS Generator Software pengembangan terintegrasi yang menyediakan sekumpulan kemampuan untuk membangun specific DSS secara cepat, tak mahal, dan mudah. Contoh : Microsoft Excel DSS Tools Level terendah dari teknologi DSS adalah software utility atau tools. Elemen ini membantu pengembangan baik DSS generators atau SDSS. Fase Pengembangan DSS Perencanaan Penelitian Analisis & Perancangan Konsep Penelitian Perancangan Konstruksi Implementasi Pemeliharaan Adaptasi Leave a comment Posted in Tugas Sistem Pengambilan Keputusan Group Support System & Expert System Jan2 System penunjang keputusan kelompok (GDSS) adalah system berdasarkan komputer yang interaktif yang memudahkan pemecahan atas masalah tak terstruktur oleh beberapa (set) pembuat keputusan yang bekerja sama sebagai suatu kelompok. Komponen GDSS meliputi hardware, software, orang, dan produser. Sifat yang penting dari suatu GDSS dapat disebutkan seperti berikut ini: 1. GDSS adalah system yang dirancang secara khusus, bukan menyerupai konfigurasi dari komponen system yang sudah ada. 2. GDSS dirancang dengan tujuan untuk mendukung kelompok pembuat keputusan dalam melakukan pekerjaan mereka. 3. GDSS mudah dipelajari dan mudah digunakan. 4. GDSS bisa bersifat “spesifik” (dirancang untuk satu jenis atau kelompok masalah) atau bisa bersifat “umum” (dirancang untuk berbagai keputusan organisasional tingkat kelompok). 5. GDSS berisi mekanisme built-in. Definisi GDSS, bisa berlaku atau diterapkan ke berbagai situasi keputusan kelompok, yang meliputi panel review, task force meeting eksekutif/dewan, pekerja jarak jauh, dan sebagainya. Aktifitas dasar yang terjadi di kelompok manapun dan yang memerlukan dukungan yang berdasarkan komputer adalah : pemanggilan informasi, pembagian informasi, dan penggunaan informasi (Huber, 1984). 1. pemanggilan informasi, melibatkan pemilihan nilai data dari database yang ada maupun pemanggilan informasi sederhana. 2. pembagian informasi, maksudnya menampilkan data pada layar penampil agar bisa dilihat oleh semua kelompok. 3. penggunaan informasi, mencakup aplikasi teknologi software, procedure, dan teknik pemecahan masalah kelompok untuk data. Expert System (Sistem Pakar) adalah suatu program komputer yang dirancang untuk membantu dalam pengambilan keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa orang ahli (pakar). Menurut Marimin(1992), sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan. Struktur Expert System Komponen utama pada struktur sistem pakar (Hu et al, 1987), meliputi : 1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) 2. Mesin Inferensi (Inference Engine) 3. Basis Data (Database) 4. Antarmuka Pemakai (User Interface) Keuntungan Expert System Lebih menghemat waktu dalam pengambilan keputusan Lebih otomatis dalam melakukan proses yang secara berulang Memiliki reabilitas Mampu mengakses berbagai pengetahuan Meningkatkan kualitas dan produktivitas karena dapat memberi nasihat yang konsisten dan mengurangi adanya kesalahan Lebih terkomputerisasi, sehingga lebih efektif dan mampu mencakup lebih banyak aplikasi Menyimpan dan melestarikan pengetahuan dan keahlian para pakar Lebih hemat biaya dalam penggunaannya daripada memperkerjakan seorang ahli Memungkinkan seorang yang awam untuk mengerjakan bidang para ahli. Kelemahan Expert System Expert system ini tidak 100% akurat Transfer pengetahuan dapat bersifat subjektif dan bias Biaya pembuatannya, pemeliharaan dan pengembangannya sangat mahal. Leave a comment Posted in Tugas Sistem Pengambilan Keputusan Permodelan DSS, Static & Dynamic Model Research Jan2 DSS memungkinkan orang-orang pada berbagai level management untuk menganalisis problema secara sistematis sebelum membuat level management untuk menganalisis problema secara sistematis sebelum mengambil keputusan. Representasi system/problema melalui model dapat dilakukan pada berbagai tingkatan dari abstraksi. Model dapat di klarifikasi menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Model Iconik (Skala) Adalah sebuah replica (tiruan nyata) secara fisik dari system dan biasanya berdasarkan pada skala yang lebih kecil dari aslinya. Model ini mungkin muncul secara skala dalam tiga dimensi , misalnya pesawat, jembatan. Ini sering dapat di katakan sebagai maket. Suatu foto merupakan model iconic yang berdimensi dua, juga graphical user interface dan object oriented programming menggunakan jenis model ini. 2. Model Analog Berbeda dengan model iconic, maka model analog tidak mirip system aslinya, tetapi berkarakteristik seperti aslinya. Model analog biasanya memakain diagram/chart dua dimensi. Model ini secara fisik bentuk bangunnya berbeda dari sistem yang aslinya. Contohnya: chart organisasi yang memuat berbagai struktur organisasi. 3. Model Matematika (Kuantitatif) Makin besar problema yang di hadapi, makin kompleks pula solusi yang dapat di temukan. Namun, kadang-kadang kompleksitas dari relasi sistem berbagai organisasi tidak dapat dipresentasikan dengan iconic maupun analog. Model yang dapat di gunakan ini adalah model matematika. Analisis DSS dapat dieksekusi secara numerik dengan bantuan matematika atau model kuantitatif seperti ini. Contohnya adalah : model dalam Program Linear. Tujuan pemodelan DSS : 1.Membantu menajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi struktur. 2.Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya. 3.Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer dari pada efesiensinya. Keuntungan dan kerugian menggunakan model statis : Keuntungan : 1.Proses pemodelan menjadi pengalaman belajar 2.Kecepatan simulasi memberikan kemampuan bagi kita untuk mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka waktu yang singkat. 3.Model memberikan daya peramalan 4.Model membutuhkan biaya yang lebih murah dari pada metode yang lain. 5.Dapat menyelesaikan problem yang kompleks 6.Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya 7.Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi manajer. 8.Meningkatkan produktifitas dan kontrol dari manajer. Kerugian : 1.Sulitnya pemodelan sistem bisnis dan akan menghasilkan pemodelan yang tidak dapat menangkap semua pengaruh pada entity. 2.Di butuhkan keterampilan matematika yang tinggi untuk mengembangkan model yang lebih komplek secara pribadi. Model Simulasi Statis dan Dinamis Model statis merupakan representasi dari sebuah sistem pada waktu tertentu sedangkan Model dinamis menggambarkan suatu sistem yang lambat laun terjadi tanpa batas waktu (contoh: Sistem konveyor). Leave a comment Posted in Tugas Sistem Pengambilan Keputusan Decission Making Process Dec19 Pengambilan keputusan (decision making) dapat diartikan sebagai sebuah proses dimana anggota organisasi memilih mengambil tindakan tertentu sebagai respon terhadap peluang atau masalah yang dihadapi. Pengambilan keputusan sebagai respon terhadap peluang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dan manfaat bagi organisasi tersebut. Sedangkan pengambilan keputusan sebagai respon terhadap masalah, tentu saja, bertujuan untuk mengatasi masalah atau hambatan yang mengancam kinerja organisasi. Tipe-tipe Pengambilan Keputusan (Decision Making) Terlepas dari apakah pengambilan keputusan itu bertujuan untuk memanfaatkan peluang atau mengatasi masalah, dalam buku Understanding and Managing Organizational Behavior M.J. George dan G.R. Jones pada tahun 2008, terdapat dua jenis pengambilan keputusan yang mendasar, yaitu non-Programmed Decision Making dan Programmed Decision Making. 1. Programmed Decision Seringkali situasi yang dihadapi oleh pengambil keputusan dalam sebuah organisasi merupakan situasi yang sudah pernah terjadi sebelumnya dan muncul kembali secara berulang-ulang. Untuk menghadapi situasi tersebut, organisasi menggunakan apa yang disebut Performance Program, yaitu sebuah prosedur standar dan terstruktur dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi situasi tertentu. Pengambilan keputusan seperti inilah yang disebut dengan Programmed Decision. Programmed Decision memungkinkan pengambil keputusan untuk mengambil keputusan secara cepat tanpa harus mencari informasi, mempertimbangkan alternatif, dan berbagai hal lainnya yang memakan waktu. Meski demikian, manajer harus waspada kapan saatnya menyesuaikan Performance Program karena organisasi harus dapat berespon terhadap lingkungan yang dinamis dan berubah-ubah. Performance Program yang efektif dipakai saat ini misalnya, mungkin tidak efektif lagi untuk dipakai dua tahun mendatang. Contohnya adalah penetapan gaji pegawai, prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya. 2.Non-Programmed Decision Making Pengambilan keputusan yang merespon terhadap sebuah situasi baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya disebut sebagai non-programmed decision making. Pengambilan keputusan tipe ini mengharuskan pengambil keputusan mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk dapat mengambil keputusan yang terbaik diantara alternatif-alternatif yang ada. Mengingat lingkungan bisnis masa kini yang terus berubah-ubah dengan cepat dan penuh dengan ketidakpastian, manajer akan banyak menghadapi non-Programmed Decision. Situasi non-programmed decision tertentu yang terjadi secara berulang-ulang dapat dikembangkan menjadi Programmed Decision apabila manajer cermat dan mampu membuat Performance Program yang tepat. Contohnya adalah pengalokasian sumber daya-sumber daya organisasi, penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang modern dan sebagainya. Leave a comment Posted in Tugas Sistem Pengambilan Keputusan Decision Support System (DSS) Dec19 DSS merupakan system yang dirancang untuk membantu manager suatu organisasi untuk mendapatkan keputusan melalui proses penyimpulan atau perbandingan data dari berbagai macam sumber data yang berbeda. DSS biasanya terdiri dari bahasa query / SQL, kemampuan analisis secara statistik, spreadsheet, dan grafik-grafik untuk membantu pengambil keputusan didalam mengevaluasi keputusannya. DSS digunakan ketika pengambil keputusan di suatu organisasi memerlukan keputusan terbaik bagi organisasinya melalui beberapa alternatif solusi keputusan. DSS dapat memfasilitasi pengambil keputusan dalam mempertimbangkan alternatif pemecahan masalah dengan system DSS yang terintegrasi (built-in) dengan model dan database. Pengambil keputusan dapat memasukkan satu atau beberapa variable sebagai input system dan DSS mengkombinasikan data dan model menghasilkan rekomendasi pengambilan keputusan sebagai output dari system DSS. Sebagai contoh, Vice President Marketing di Organisasi ingin mengetahui berapa keuntungan bersih organisasinya jika anggaran untuk promosi/iklan dikurangi. Leave a comment Posted in Tugas Sistem Pengambilan Keputusan Management Support System Dec14 Definisinya adalah : Adalah aplikasi (berbasis teknologi) untuk mendukung tugas-tugas manajemen pada umumnya dan membantu pengambilan keputusan pada khususnya. MSS disebut juga Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Bisnis Intelijen (BI). 1.1. Manajer dan Dukungan Komputer. Teknologi komputer sekarang ini merupakan bagian terpenting dalam dunia bisnis, dan jelas dalam pelbagai bidang lainnya. MSS terdiri dari: (1) Decision Support Systems (DSS) (2) Group Support Systems (GSS), termasuk Group DSS (GDSS) (3) Executive Information Systems (EIS) (4) Expert Systems (ES) (5) Artificial Neural Networks (ANN) (6) Hybrid Support Systems. 1.2. Managerial Decision Making & Management Information Systems (MIS) Manajemen adalah proses pencapaian tujuan organisasi melalui penggunaan resources (manusia, uang, energi, material, ruang, dan waktu). Resources sebagai input, sedangkan pencapaian tujuan adalah outputnya. Kesuksesan suatu organisasi dan kesuksesan tugas seorang manajer diukur dari produktivitas. Produktivitas = (Output: jasa, produk) / ( Input: resources) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan: Faktor Trend Hasil Teknologi Informasi/Komputer Meningkat Meningkat Lebih banyak alternatif pilihan Kompleksitas Struktural Kompetisi Meningkat Meningkat Biaya yang lebih besar dari kesalahan yang terjadi Pasar Internasional Stabilitas Politik Konsumerisme Intervensi Pemerintah Meningkat Menurun Meningkat Meningkat Ketidakpastian berkaitan dengan mas depan Kecepatan perubahan luar biasa besarnya, sehingga pendekatan manajemen trial and error menjadi lebih sulit. Dengan demikian Manajer harus lebih canggih, harus belajar bagaimana menggunakan tool dan teknik-teknik baru yang selalu berkembang di bidangnya masing-masing. Teknik-teknik yang dipakai ini banyak yang memakai pendekatan analisis kuantitatif, dikelompokkan dalam 1 disiplin, disebut dengan Management Science (Operation Research). 1.3. Kerangka Kerja Decision Support (DS) Kerangka kerja Decision Support disajikan sebagai berikut: Proses pengambilan keputusan terdiri dari 3 fase proses: intelligence, design, dan choice. (1) Intelligence – pencarian kondisi-kondisi yang dapat menghasilkan keputusan. (2) Design – menemukan, mengembangkan, dan menganalisis materi-materi yang mungkin untuk dikerjakan. (3) Choice – pemilihan dari materi-materi yang tersedia, mana yang akan dikerjakan. Proses-proses yang terjadi pada kerangka kerja DS dibedakan atas: Terstruktur, mengacu pada permasalahan rutin dan berulang untuk solusi standar yang ada. Tak terstruktur, adalah “fuzzy”, permasalahan kompleks dimana tak ada solusi serta merta. Masalah yang tak terstruktur adalah tak adanya 3 fase proses yang terstruktur. Semi terstruktur, terdapat beberapa keputusan terstruktur, tetapi tak semuanya dari fase-fase yang ada. Pendekatan Management Science mengadopsi pandangan seorang manajer yang dapat mengikuti proses yang sistematik untuk penyelesaian masalah. Sehingga adalah mungkin untuk menggunakan pendekatan sains pada Managerial Decision Making. Langkahnya adalah: (1) Definisi masalah (keputusan situasi yang berhubungan dengan pelbagai masalah atau dengan suatu kesempatan) (2) Klasifikasi masalah ke dalam kategori standar. (3) Membuat model matematika yang menjelaskan masalah secara nyata. (4) Menemukan solusi potensial di model masalah tadi dan mengevaluasinya. (5) Memilih dan merekomendasikan satu solusi dari masalah. Proses ini dipusatkan pada masalah modeling/pemodelan. Decision Support Systems (DSS) Sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tak terstruktur. DSS mendayagunakan resources individu-individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. Jadi ini merupakan sistem pendukung yang berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang berhubungan dengan masalah-masalah yang semi terstruktur. Istilah DSS kadang digunakan untuk menggambarkan sembarang sistem yang terkomputerisasi. DSS digunakan untuk definisi yang lebih sempit, dan digunakan istilah MSS sebagai payung untuk menggambarkan pelbagai tipe sistem pendukung. Mengapa menggunakan DSS? Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tak stabil. Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat. Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis. Sistem komputer perusahaan tak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas, dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan. Enam alasan mengapa perusahaan-perusahaan utama memulai DSS dalam skala besar: Kebutuhan akan informasi yang akurat. DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi. Kebutuhan akan informasi baru. Manajemen diamanahi DSS. Penyediaan informasi yang tepat waktu. Pencapaian pengurangan biaya. Alasan lain dalam pengembangan DSS adalah perubahan perilaku komputasi end-user. End-user bukanlah programer, sehingga mereka membutuhkan tool dan prosedur yang mudah untuk digunakan. Dan ini dipenuhi oleh DSS. 1.4. Group Support Systems (GSS) Pelbagai keputusan utama dalam organisasi dibuat oleh group secara kolektif. Mengumpulkan keseluruhan group secara bersama dalam satu tempat dan waktu adalah sulit dan mahal, sehingga pertemuan ini memakan waktu lama dan keputusan yang dibuat hasilnya sedang-sedang saja, tak terlalu baik. Peningkatan kinerja group-group tadi yang dibantu oleh teknologi Informasi ini muncul dalam pelbagai istilah, seperti: groupware, electronic meeting systems, collaborative systems, dan group DSS (ini yang kita gunakan). Satu contoh dari implementasi group DSS ini adalah Total Quality Management (TQM). 1.5. Executive Information (atau Support) Systems (EIS atau ESS) EIS dikembangkan utamanya untuk: Menyediakan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pihak Eksekutif. Menyediakan antarmuka yang benar-benar user-friendly untuk Eksekutif. Mempertemukan pelbagai gaya keputusan individu para Eksekutif. Menyediakan pelacakan dan kontrol yang tepat waktu dan efektif. Menyediakan akses cepat pada informasi detil yang tersirat di teks, bilangan, atau grafik. Memfilter, memadatkan, dan melacak data dan informasi yang kritis. Identifikasi masalah (atau juga kesempatan). EIS bisa juga digunakan pada pelbagai jenis perusahaan dan melayani sejumlah manajer sebagai suatu Enterprise Wide Systems (EWS). 1.6. Expert Systems (ES) Semakin tak terstruktur suatu situasi, maka akan solusinya akan lebih spesifik. ES dibuat untuk menyerupai seorang pakar/ahli. ES adalah paket hardware dan software yang digunakan sebagai pengambil keputusan dan/atau pemecahan masalah; yang dapat mencapai level yang setara atau kadang malah melebihi seorang pakar/ahli, pada satu area masalah yang spesifik dan biasanya lebih sempit. ES merupakan cabang dari aplikasi Artificial Intelligence (AI). Ide dasarnya sederhana. Kepakaran ditransfer dari seorang pakar ke komputer. Pengetahuan ini lalu disimpan disitu dan user dapat meminta saran spesifik yang dibutuhkannya. Komputer dapat mencari, mengolah dan menampilkan kesimpulan yang spesifik. Dan seperti seorang pakar, saran tersebut bisa dimanfaatkan oleh orang yang bukan pakar berikut penjelasannya yang berisi logika penalaran di balik saran itu. 1.7. Neural Computing (Artificial Neural Network) Teknologi sebelum Artificial Neural Network (ANN) berbasis pada penggunaan data, informasi, ataupun pengetahuan eksplisit yang tersimpan di komputer dan memanipulasi mereka menurut kebutuhan. Pada dunia nyata yang begitu kompleks, mungkin tak bisa didapatkan data, informasi, ataupun pengetahuan secara eksplisit, sedangkan keputusan harus diambil walaupun kondisinya seperti ini (informasi yang parsial, tak lengkap, atau pun tak eksak). Perubahan lingkungan yang terjadi sedemikian cepatnya. Pengambil keputusan menggunakan pengalaman yang ada untuk mengatasi hal ini; yaitu menggunakan pengalaman yang bersesuaian dan belajar dari pengalaman itu tentang apa yang harus dikerjakan dengan situasi yang serupa untuk pengalaman yang tak sesuai. Pada teknologi sebelumnya, tak ada elemen untuk proses pembelajaran oleh komputer. Teknologi yang ditujukan untuk mengisi kekurangan ini, disebut dengan Neural Computing atau ANN. Contohnya adalah pengenalan pola. 1.8. Evolusi dari Alat Pengambil Keputusan Terkomputerisasi Dibagi dalam 7 kategori: (1) Transaction Processing Systems (TPS) (2) Management Information Systems (MIS) (3) Office Automation Systems (OAS) (4) Decision Support Systems (DSS) dan Group DSS (GDSS) (5) Expert Systems (ES) (6) Executive Information Systems (EIS) (7) Artificial Neural Network (ANN). Berikut ini adalah pelbagai aspek pengambilan keputusan: Evolusi dari MSS dan hubungannya dengan sistem yang lain umumnya dipandang sebagai: rekomendasi dan saran yang disediakan oleh MSS ke manajer dapat dipertimbangkan sebagai informasi yang diperlukan untuk keputusan akhir yang akan dibuat. Pendekatan ini berarti bahwa MSS dipandang canggih, jenis sistem informasi tingkat tinggi yang dapat ditambahkan pada sistem TPS tradisional, OAS, MIS. Hubungan antara TPS, MIS, DSS, EIS, dan ES dan teknologi-teknologi yang lain: Pelbagai teknologi ini dapat dipandang sebagai klas yang unik dari teknologi informasi. Mereka saling berhubungan, dan mereka saling mendukung satu sama lain dalam pelbagai manajemen pengambilan keputusan. Evolusi dan pembuatan tool-tool yang lebih baru membantu kinerja pengembangan teknologi informasi untuk kebaikan manajemen dalam organisasi. Keterkaitan dan koordinasi diantara tool-tool ini masih berevolusi. 1.10. Pelbagai Perbedaan diantara MIS dan DSS Fitur dari DSS: DSS dapat digunakan untuk mengawali kerja ad hoc, masalah-masalah yang tak diharapkan. DSS dapat menyediakan representasi valid dari sistem di dunia nyata. DSS dapat menyediakan pendukungan keputusan dalam kerangka waktu yang pendek/terbatas. DSS dapat berevolusi sebagai mana halnya pengambil keputusan mempelajari tentang masalah-masalah yang dihadapinya. DSS dapat dikembangkan oleh para profesional yang tak melibatkan pemrosesan data. Karakteristik MIS: Kajiannya ada pada tugas-tugasnya yang terstruktur, dimana prosedur operasi standar, aturan-aturan keputusan, dan alur informasi dapat didefinisikan Hasil utamanya adalah meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya, waktu tunggu, dan lain-lain, dan dengan mengganti karyawan klerikal. Relevansinya untuk manajer pengambil keputusan biasanya tak langsung didapatkan; misalnya dengan penyediaan laporan dan akses ke data. Karakteristik Operation Research/Management Science: Kajiannya ada pada masalah-masalah yang terstruktur (dibandingkan dengan tugas-tugas), dimana tujuan, data, dan batasan-batasan dapat lebih dulu ditentukan. Hasil utamanya adalah dalam menghasilkan solusi yang lebih baik untuk masalah-masalah tertentu. Relevansinya untuk manajer ada pada rekomendasi detil dan metodologi baru untuk menangani masalah-masalah yang kompleks. Karakteristik DSS: Kajiannya ada pada keputusan-keputusan dimana ada struktur yang cukup untuk komputer dan alat bantu analitis yang memiliki nilai tersendiri, tetapi tetap pertimbangan manajer memiliki esensi utama. Hasil utamanya adalah dalam peningkatan jangkauan dan kemampuan dari proses pengambilan keputusan para manajer untuk membantu mereka meningkatkan efektivitasnya. Relevansinya untuk manajer adalah dalam pembuatan tool pendukung, di bawah pengawasan mereka, yang tak dimaksudkan untuk mengotomatiskan proses pengambilan keputusan, tujuan sistem, atau solusi tertentu. Relasi antara EDP, MIS, and DSS: 1.11 Hubungan antara Decision Support-Expert System DSS dan ES berbeda dan tak berhubungan dengan sistem yang terkomputerisasi. Disiplin antara ES dan DSS berkembang pararel, tapi saling tak tergantung dan berjalan sendiri-sendiri. Cuma sekarang kita bisa mencoba menggabungkan potensi dari keduanya. Menurut kenyataannya, disebabkan karena perbedaan kapabilitas diantara kedua tool, mereka dapat mengkomplemen satu sama lain, membuatnya menjadi powerful, terintegrasi, sistem yang berbasis komputer, yang jelas dapat meningkatkan pengambilan keputusan manajerial. 1.12. Dukungan dari Pengambilan Keputusan Perbedaan antara DSS dan ES: Proses pengambilan keputusan: Step A. Mengerti masalah (atau kesempatan yang ada). ES dapat membantu dalam mendesain alur informasi pada eksekutif (misalnya, bagaimana untuk memonitor, kapan) dan dalam penginterpretasian informasi. Disebabkan beberapa informasi bersifat fuzzy, maka kombinasi antara ES dan ANN tentu akan membantu. Seluruh area dari proses scanning, monitoring, forecasting (misalnya, tren) dan penginterpretasian sangat dibantu oleh adanya komputerisasi. Demikian juga natural language processors (NLP) akan berguna dalam menyimpulkan informasi. Step B. Analisis. Sekali suatu masalah (kesempatan) teridentifikasi, pertanyaan selanjutnya adalah apa yang harus dikerjakan dengan hal ini? Di sinilah langkah analisis berperanan. Analisis bisa bersifat kualitatif atau pun kuantitatif (atau kombinasinya). Analisis kuantitatif didukung oleh DSS dan oleh tool-tool analisis kuantitatif. Analisis kualitatif didukung oleh ES. Step C. Memilih. Pada langkah ini, keputusan dibuat dengan memperhatikan masalahnya (atau kesempatan) berdasarkan hasil dari analisis. Langkah ini didukung oleh DSS (jika pengambil keputusan adalah seseorang) atau oleh GDSS (jika keputusan dibuat oleh sekelompok orang). Step D. Implementasi. Pada tahap ini, keputusan untuk mengimplementasikan solusi tertentu dilakukan, dan DSS dan/atau ES bisa mendukung tahap ini. Di bawah ini terlihat dukungan terkomputerisasi untuk proses pengambilan keputusan: 1.13. Hybrid Support Systems Tujuan dari Computer-Based Information System (CBIS) adalah untuk membantu manajemen dalam memanajemen penyelesaian atau mengorganisasi masalah lebih cepat dan baik daripada tanpa menggunakan komputer. Kata kuncinya adalah solusi yang tepat dari manajemen permasalahan, dan bukannya tool atau teknik yang digunakan dalam proses. Beberapa pendekatan yang mungkin: Gunakan setiap tool dengan caranya sendiri-sendiri untuk menyelesaikan aspek yang berbeda dari suatu masalah. Gunakan pelbagai tool yang tidak begitu terintegrasi. Gunakan pelbagai tool yang secara kuat terintegrasi. Dalam hal ini tool-tool akan berlaku sebagai sistem hybrid/persilangan ke user, dimana transfer dari data dan aktivitas lain diprogram ke dalam MSS yang terintegrasi. 1.14. Computer-Based Information Systems CBIS di Departemen Personalia: 1.15. Kesimpulan Beberapa kesimpulan dapat disampaikan sebagai berikut: (1) Perkembangan komputer demikian cepatnya dan juga penggunaannya oleh para manajer. MSS adalah keluarga teknologi yang dapat digunakan secara mandiri atau dalam bentuk kombinasinya. (2) Dukungan terkomputerisasi untuk para manajer sangat penting dalam pelbagai kasus untuk kelanjutan organisasinya. (3) Manejemen pengambilan keputusan makin lama makin kompleks. Maka metode intuisi dan trial and error tak tepat lagi. (4) Kerangka dukungan keputusan membagi kondisi keputusan dalam 9 kategori, tergantung pada derajat struktur dan aktivitas manajerial. Setiap kategori mendapat dukungan komputer sendiri-sendiri. (5) Keputusan yang terstruktur didukung oleh metode analisis kuantitatif seperti: management science dan capital budgeting. (6) DSS adalah teknologi analitis yang menggunakan model untuk solusi yang semi terstruktur dan masalah-masalah tak terstruktur. (7) Group DSS adalah teknologi yang mendukung proses pengambilan keputusan dalam suatu group. EIS adalah teknologi yang mendukung eksekutif dengan menyediakan bagi mereka informasi yang sedia setiap saat, detil, dan mudah untuk divisualisasikan. (8) ES adalah sistem pemberi nasehat yang mencoba menirukan para pakar. Fitur utama dari ES adalah aplikasinya untuk pengetahuan dan penggunaan reasoning (alasan suatu keputusan). (9) Komputasi saraf (neural computing) adalah teknologi yang mencoba menampilkan proses pembelajaran dan pengenalan pola. Semua teknologi MSS adalah interaktif. (10) Keuntungan utama dari MSS adalah ia dapat diukur. Teknologi-teknologi MSS dapat diintegrasikan diantara mereka sendiri dan dengan CBIS yang lain. (11) Teknologi-teknologi MSS dapat diterapkan pada satu lokasi atau mereka dapat didistribusikan di keseluruhan perusahaan.

SPK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Memenuhi tugas makalah SPK dan EIS yang diberikan. 1.2 RUMUSAN MASALAH Mengetahui apa itu SPK dan EIS.mahasiswa dituntut mengerti apa yang diperlukan dalam menangani suatu Sistem Penunjang Keputusan dan EIS 1.3 TUJUAN · Definisi SPK · Karakter SPK · Komponen 1.4 MANFAAT · Mahasiswa dapat mengetahui definisi tentang SPK dan EIS. BAB II SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN 2.1 Definisi Sistem Komputer yang interaktif yang membantu pembuatan keputusan dalam menggunakan dan memanfaatkan data dan model untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur. 2.2Tujuan ü Memberikan dukungan untuk pembuatan keputusan pada masalah yang semi/tidak terstruktur. ü Memberikan dukungan pembuatan keputusan kepada manajer pada semua tingkat dengan membantu integrasi antar tingkat. ü Meningkatkan efektifitas manajer dalam pembuatan keputusan dan bukan peningkatan efisiennya. 2.3 Karakteristik SPK ü Adaptability ü Flexibility ü User friendly ü Support Intelligence, design, choice ü Effectiveness 2.4 Tiga Tingkat Teknologi SPK 2.4.1 Spesific DSS Merupakan hardware/software yang memungkinkan seseorang/ sekelompok orang pengambil keputusan melakukan analitis terhadap suatu masalah tertentu. 2.4.2 DSS Generator Suatu paket hardware/software yang mampu secara cepat dan mudah membuat specific DSS 2.4.3. DSS Tools Hardware /software yang membantu pembuatan specific DSS/Generator DSS 2.5 Manfaat SPK ü Meningkatkan jumlah alternatif yang dipilih ü Pemahaman yang lebih baik tentang bisnis ü Respon yang cepat terhadap situasi yang tidak diharapkan. ü Kontrol yang lebih baik 2.5 Komponen Arsitektur SPK 2.6.1 Komponen Data ü Sumber data ü Kontribusi vendor 2.6.2 Komponen Dialog ü Knowledge Base ü Bahasa Tindakan ü Bahasa Representasi 2.6.3 Komponen Model ü Model Optimasi ü Model Deskriptif ü Model Probabilistik ü Model Deterministik 2.7 Perbedaan SIM, SPK, EDP 2.7.1 SIM ü Fokus pada pengorganisasian informasi dari perusahaan ü Alur informasi terstruktur ü Aktifitas : tanya jawab & penyusunan laporan 2.7.2 SPK ü Mengkhususkan pada pengambilan dari pada manajer tingkat atas. ü Menekankan pada fleksibilitas, adaptibilitas dan mampu memberi respon dengan cepat. ü User memiliki kontrol penuh dalam berinteraksi 2.7.3 EDP ü Fokus pada data ü Proses transaksi yang efisien ü Mengintegrasi file-file dari pekerjaan sejenis ü Membuat ringkasan untuk laporan bagi manajemen. BAB III SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF Sistem Informasi eksekutif (EIS) adalah satu jenis dari manajemen informasi sistem dimaksud untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya internal dan eksternal keterangan relevan untuk bertemu gol strategis dari organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk dikhususkan dari satu sistem mendukung keputusan (DSS). Penekanan dari EIS berada di atas peraga grafis dan mudah untuk pergunakan interface pemakaian. Mereka menawarkan laporan kuat dan dril bawah kemampuan. Pada umumnya, EIS adalah perusahaan lebar DSS untuk menolong eksekutif tertinggi teliti, bandingkan, dan soroti kecenderungan pada penting variable sehingga bahwa mereka dapat memonitor kinerja dan mengidentifikasi kesempatan dan masalah. EIS dan penggudangan data teknologi sedang memusat pada pasar. Pada tahun terbaru, masa EIS yang telah kehilangan ketenaran di sokong dari intelegen bisnis (dengan area sub dari laporan, analitik, dan papan peralatan digital). 3.1 Sejarah Secara umum, sistem informasi eksekutif dikembangkan seperti mainframe program berbasis komputer. Tujuannya adalah untuk melindungi sekumpulan data dan untuk menyediakan kinerja penjualan atau statistik riset pemasaran untuk membuat keputusan, seperti halnya petugas keuangan, direktur pemasaran, dan petugas eksekutif pemimpin. Obyektif adalah untuk mengembangkan aplikasi komputer itu akan menyoroti keterangan untuk memuaskan eksekutif senior kebutuhan. Secara khas, sebuah EIS menyediakan data hanya perlu untuk mendukung keputusan level eksekutif dari pada data bagi seluruh perusahaan. Hari ini, aplikasi dari EIS tidak hanya pada hirarki perusahaan, tetapi juga di komputer pribadi pada satu daerah jaringan lokal. EIS sekarang seberangi platform perangkat keras komputer dan mengintegrasikan keterangan menyimpan pada mainframe, mesin komputer pribadi, dan minicomputers. Sebagai beberapa perusahaan jasa klien mengadopsi sistem informasi perusahaan yang terakhir, karyawan dapat mempergunakan komputer pribadi mereka untuk memperoleh akses ke datan perusahaan dan memutuskan data yang adalah relevan untuk pembuatan keputusan mereka. Perbuatan pengaturan ini semua, pengguna mampu untuk menyesuaikan akses mereka ke perusahaan sesuai data dan menyediakan keterangan relevan terhadap keduanya bagian atas dan tingkat yang lebih rendah di perusahaan. 3.2 Komponen Komponen dari sebuah EIS dapat tergolong seperti: 3.2.1 Perangkat keras (Hardware) Ketika membicarakan tentang perangkat keras untuk satu lingkungan EIS, kita harus memfokuskan pada perangkat keras yang dibutuhkan pertemuan eksekutif. Eksekutif harus diletakkan yang pertama dan kebuthan eksekutif harus didefinisikan sebelum perangkat keras dapat terpilih. Perangkat keras komputer dasar diperlukan untuk suatu EIS meliputi empat komponen: (1 ) Input data – masukkan alat. Alat ini mengijinkan eksekutif untuk memasuki, verifikasi, dan perbaharui data dengan seketika; (2 ) unit pusat proses(CPU), yaitu daging buah karena ini mengontrol komponen mesin komputer yang lain; (3 ) file penyimpanan Data. Eksekutif dapat mempergunakan ini terpisah untuk menyimpan keterangan bisnis berguna, dan bagian ini juga membantu eksekutif mencari keterangan informasi bisnis historis dengan mudah; (4 ) output device, sediakan yang satu rekaman visual atau permanen untuk eksekutif menyimpan atau membaca. Alat ini meyerahkan ke visual output device atau printer. Sebagai tambahan, dengan kedatangan dari daerah jaringan lokal(LAN), beberapa produk EIS untuk terhubung jaringan stasiun-kerja jadi siap. Sistem ini memerlukan dukungan dan hardware komputer tidak begitu mahal. Mereka juga meningkat akses dari keterangan EIS untuk banyak pengguna yang lain dengan suatu perusahaan. 3.2.2 Perangkat lunak (Software) Memilih sesuai perangkat lunak penting untuk mendisain satu `EIS` yang efektif. Oleh sebab itu, komponen perangkat lunak dan bagaimana mereka mengintegrasikan data ke dalam suatu sistem sangatlah penting. Perangkat lunak dasar diperlukan untuk sutau `EIS` meliputi empat komponen: 1. Teks mendasari perangkat lunak. Bentuk paling umum dari teks mungkin mendokumentasikan; 2. Database. Database heterogen bercokol pada satu jangkauan spesifik Vendor dan platform komputer buka akses eksekutif pertolongan keduanya internal dan eksternal data; 3. Dasar grafis. Grafis dapat mengarahkan volume dari teks dan statistik ke dalam keterangan visuil untuk eksekutif. Jenis grafis yang khas adalah: bagan gugus berkala, sebar diagram, peta, grafis gerak, bagan urutan, dan perbandingan mengorientasi graf (yaitu., bagan balok); 4 . Dasar model. `EIS` memodelkan mengandung data statistik rutin dan khusus, keuangan, dan analisa kuantitatif lain. Barangkali masalah lain untuk eksekutif adalah `chosing` dari satu jangkauan dari sangat tinggi paket software teknis. Kemudahan dari penggunaan, kemampuan reaksi ke eksekutif permintaan, dan harga adalah semua bahan pertimbangan layak. Selanjutnya, ini harus dipertimbangkan apakah paket dapat berlari pada perangkat keras yang sudah ada. 3.3 Pengguna Interface `EIS` membutuhkan efisiensi untuk mendapatkan kembali data relevan untuk pembuat keputusan, sehingga interface pemakai adalah sangat penting. Beberapa jenis pertemuan dapat tersedia di struktur `EIS`, seperti laporan terjadwal, soal atau jawab, pandu menu, bahasa perintah, bahasa alami, dan input atau output. Kalau eksekutif tidak nyaman dengan keterangan bertanya atau menjawab corak mode, `EIS` sepenuhnya dimanfaatkan. Alat penghubung ideal untuk satu `EIS` akan sederhana untuk mempergunakan dan sangat tinggi lentur, menyediakan kinerja konsisten, mencerminkan eksekutif dunia, dan mengandung keterangan pertolongan. 3.4 Telekomunikasi Sebagai desentralisas sedang menjadi kecenderungan saat ini di perusahaan, telekomunikasi akan bermain satu peran sangat penting di dalam terhubung jaringan sistem informasi. Mengirimkan data dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai tambahan, telekomunikasi di daklam suatu EIS dapat mempercepat kebutuhan akan akses ke distribusi data. 3.5 Aplikasi `EIS` perbolehkan eksekutif untuk menemukan suatu data sesuai dengan kriteria didefinisikan pengguna dan meningkatkan keterangan mendasari pengertian yang mendalam dan pemahaman. Tidak sama dengan satu presentasi management information sistem tradisional, `EIS` dapat mencirikan di antara penting dan jarang data terpakai, dan jejaki aktivitas berbeda kritis kunci untuk eksekutif, keduanya yang sangat menolong di dalam mengevaluasi kalau perusahaan sedang menjumpai obyektif perusahaannya. Setelah menyadari keuntungannya, orang-orang telah menerapkan `EIS` pada beberapa area, terutama, di pabrikasi, pemasaran, dan biayai area. 3.6 Pabrikasi Pada dasarnya, memproduksi menjadi perubahan bentuk bahan baku ke dalam barang jadi yang akan dijual, atau proses intermediate menyertakan produksi atau penyelesaian semi-manufactures. Ini adalah satu Branch besar dari industri dan dengan penghasilan sekunder. Membuat kontrol operasional fokuskan pada operasi sehari-hari, dan ide pusat dari proses ini adalah efektivitas dan efisiensi. Untuk menghasilkan managerial yang penuh arti dan keterangan operasional untuk mengontrol operasi pabrikasi, eksekutif harus membuat perubahan pada keputusan berjalan. EIS menyediakan evaluasi dari Vendor dan pembeli, evaluasi dari membeli materi dan bagian, dan analisa dengan area pembelian kritis. Oleh sebab itu, eksekutif dapat mengatur dan menelaah operasi pembelian secara efektif dengan EIS. Sebagai tambahan, karena perencanaan produksi dan kontrol menyesuaikan dengan berat pada datanya pabrik berlandaskan dan komunikasinya dengan sepenuh membuat pekerjaan pusat, EIS juga menyediakan satu pendekatan untuk meningkatkan perencanaan produksi dan kontrol. 3.7 Pemasaran Pada satu organisasi, eksekutif pemasaran peran adalah untuk menciptakan masa depan. Bea utama mereka sedang mengatur sumber daya pemasaran tersedia untuk menciptakan satu lebih perdagangan berjangka efektif. Untuk ini, mereka memerlukan pertimbangan perbuatan sekitar risiko dan ketidak-pastian dari satu proyek dan dampaknya pada perusahaan pada jangka pendek dan jangka panjang. Untuk membantu eksekutif pemasaran di keputusan pemasaran efektif pembuatan, satu EIS dapat teraplikasi. EIS menyediakan satu pendekatan ke peramalan penjualan, yang yang dapat mengijinkan eksekutif pasar untuk membandingkan penjualan ramalan dengan penjualan masa lalu. EIS juga menawarkan satu pendekatan ke harga produk, yaitu ditemukan di analisa proyek. Eksekutif pasar dapat mengevaluasi harga sebagai terkait ke kompetisi seiring dengan hubungan dari mutu produk dengan harga tertagih. Secara ringkas, Paket software EIS memperbolehkan eksekutif pemasaran untuk memanipulasi data dengan mencari kecenderungan, melaksanakan audit dari data penjualan, dan penjumlahan penghitung, rata-rata, perubahan, perbedaan, atau rasio. Semua fungsi analisa penjualan ini eksekutif pemasaran pertolongan untuk membuat keputusan terakhir. 3.8 Keuangan Satu analisa keuangan adalah salah satu paling penting tahapan ke perusahaan hari ini. Eksekutif (Eddie Bingkaian) perlu mempergunakan rasio keuangan dan analisa arus kas untuk menaksir kecenderungan dan mengambil keuntungan keputusan investasi. Satu EIS adalah satu tanggungjawab mengorientasi pendekatan yang perencanaan terintegrasi atau penganggaran dengan kontrol dari laporan kinerja, dan ini dapat sangat sangat menolong ke eksekutif pendanaan. Pada dasarnya, EIS fokuskan pada tanggung-jawab dengan kinerja keuangan dan ini mengenali kepentingan dari standar biaya dan penganggaran lentur pada berkembang mutu dari keterangan menyediakan bagi seluruh level eksekutif. EIS perbolehkan eksekutif untuk memfokuskan lebih pada basis jangka panjang dari tahun arus dan berada di luar, yang berarti yang eksekutif bukan saja dapat mengatur satu aliran cukup untuk memelihara operasi arus kecuali juga dapat membayangkan bagaimana caranya memperluas operasi yang direnungkan berlalu tahun datang. Juga, kombinasi dari EIS dan EDI lingkungan dapat menolong manajer kas untuk menelaah struktur keuangannya perusahaan sangat itu cara terbaik dari pembiayaan untuk satu proyek ibukota diterima dapat disimpulkan. Sebagai tambahan, EIS adalah satu alat baik untuk menolong eksekutif ke rasio keuangan ulasan, soroti kecenderungan keuangan dan meneliti sekawanan kinerja dan kompetitornya. 3.9 Keuntungan dan Kerugian 3.9.1 Keuntungan · Mudah bagi eksekutif taraf bagian atas untuk pergunakan, pengalaman komputer luas bukan diperlukan di operasi · Sediakan pengiriman tepat waktu dari keterangan rangkuman perusahaan · Keterangan yang disediakan makin baik mengerti · Saring data untuk manajemen · Tingkatkan untuk menjejaki keterangan · Tawarkan efisiensi untuk pembuat keputusan 3.9.2 Kerugian · Fungsi adalah terbatas, tidak dapat melaksanakan hitungan kompleks · Susah untuk mengukur bermanfaat bagi dan untuk membenarkan implementasi dari satu EIS · Eksekutif mungkin menghadapi beban terlalu berat keterangan · Sistem mungkin menjadi alon-alon, besar, dan susah untuk mengatur · Sulit ke data arus biaya hidup · Bolehkan memimpin ke kurang data yang dapat dipercaya dan tidak kuat · Perusahaan kecil mungkin menghadapi biaya berlebihan untuk implementasi BAB IV KESIMPULAN Enterprise Information System (EIS) merupakan pengembangan konsep CBIS dan DSS yang dioptimasi untuk menyelesaikan permasalahan perusahaan atau organisasi secara menyeluruh, dengan batasan-batasan: corporate wide system, holistic information, business intelligent. Adapun kemampuan yang dimiliki oleh EIS yang baik, adalah : drill down path, critical success factor, status access, analisis, navigasi informasi, audio dan visual, dan komunikasi. Organizational DSS adalah EIS yang lebih khusus memasukkan DSS dalam arsitekturnya, yang digunakan untuk mendukung keputusan yang difokuskan pada tugas-tugas organisatoris atau kegiatan yang melibatkan banyak proses dan pelaku. Banyak perusahaan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengoptimisasi proses bisnis yang dimilikinya, tapi mereka kadang masih membangun solusi dengan sistem yang tidak terintegrasi. Sistem tersebut terpisah berdasarkan unit kerja maupun berdasarkan proses bisnis. Hal ini akan menjadi halangan ketika suatu proses membutuhkan kolaborasi dengan proses lain untuk dapat menyelesaikan jalannya proses tersebut. Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah solusi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengelola proses bisnis yang mereka miliki Dengan BPM perusahaan dapat dengan mudah memodelkan dan mengubah proses bisnis sesuai kebutuhan agar dapat dioptimisasi, yang pada akhirnya akan mengurangi ongkos produksi, meningkatkan efisiensi karyawan, meningkatkan kepuasan pelanggan, memperbaiki hubungan dengan partner bisnis, dan pada akhirnya adalah meningkatkan keuntungan perusahaan.